RNETnews.com,Mataram -Sejumlah pimpinan partai politik (parpol) mendatangi Polda Nusa Tenggara Barat (NTB) pada Senin (26/2/2024) malam. Mereka adalah Ketua DPD Partai Gerindra NTB yang juga Bupati Lombok Tengah Lalu Pathul Bahri, Ketua DPW Partai Amanat Nasional (PAN) NTB Muazzim Akbar, Ketua DPW Partai Keadilan Sejahtera (PKS) NTB Yek Agil, Ketua Partai Persatuan Pembangunan (PPP) Muzihir, Ketua DPW Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Lalu Hadrian Irfani, dan Ketua DPD Partai Demokrat NTB Indra Jaya Usman.

Menurut Lalu Pathul Bahri, ada beberapa hal yang dinilai janggal dalam pelaksanaan pemilu di Lombok Barat. Salah satunya adalah tingginya partisipasi pemilih di sejumlah tempat pemungutan suara (TPS) yang mencapai hampir 100 persen. Padahal, kata dia, hal itu tidak mungkin terjadi karena pasti ada pemilih yang tidak hadir karena berbagai alasan.

"Kami menyampaikan data internal masing-masing parpol sebagai data pembuktian kami nantinya. Ini jadi referensi dan catatan untuk generasi kita berikutnya agar tidak terjadi peristiwa yang sama. Kita semua tahu ini masalah yang terjadi di Sekotong bisa berdampak kepada stabilitas dan keamanan daerah," ujar Pathul Bahri.

Selain itu, Pathul Bahri juga menyebut adanya "pencurian" berpindahnya suara dari mayoritas parpol ke satu parpol tertentu. Ia mengatakan, pindahnya suara tersebut terkonsentrasi kepada dua calon anggota legislatif (caleg) dari daerah pemilihan (dapil) Sekotong Lombok Barat.

"Kami minta Polda NTB mengatensi dugaan kecurangan pemilu yang terjadi di Lombok Barat. Kami berharap ada tindakan hukum yang tegas dan adil terhadap pelaku kecurangan. Kami juga berharap hakikat dari demokrasi yang memberikan ruang untuk memilih berdasarkan hati nurani dapat terjaga. Kami ingin kualitas demokrasi di NTB dapat terus menjadi lebih baik di masa yang akan datang," tutur Pathul Bahri.

Di tempat yang sama, Ketua DPW PKS NTB Yek Agil mengaku kunjungan ke Polda NTB guna mengawal kepercayaan dan mandat suara rakyat yang telah diberikan ke masing-masing parpol. Ia mengatakan, pihaknya mendapat informasi bahwa ada keluarga dari caleg parpol tertentu yang mengaku dirugikan karena suaranya tidak tercatat dalam rekapitulasi.

"Tadi pagi kita dapat berita juga bahwa ada keluarga dari caleg partai tertentu mengaku dirugikan. Karena mereka mengaku mencoblos caleg A tetapi saat rekapitulasi ternyata tidak ada. Ada juga caleg dari Sekotong, tapi ternyata setelah penghitungan di TPS nya sendiri nol suaranya," ujarnya.

Yek Agil menambahkan, pihaknya juga mendengar adanya indikasi penggelembungan suara di beberapa TPS di Lombok Barat. Ia mengatakan, hal itu sangat merugikan parpol lain yang berjuang secara fair dan jujur.

"Kami berharap Polda NTB dapat mengusut tuntas dugaan kecurangan pemilu ini. Kami juga berharap masyarakat NTB dapat tetap tenang dan tidak terprovokasi oleh isu-isu yang dapat memecah belah persatuan dan kesatuan. Kami percaya bahwa kebenaran akan selalu menang dan keadilan akan selalu ditegakkan," pungkas Yek Agil. (red.)