Suasana rumah duka di Mataram, ramai dikunjungi kerabat dan keluarga untuk melayat. Photo: RNETnews
Mataram, RNETnews.com - Wahyu Dian Silviani (34) Dosen UIN Raden Mas Said Surakarta,yang menjadi korban pembunuhan seorang buruh bangunan yang bekerja merehab rumah tempatnya tinggal, di kenal sosok wanita yang baik oleh tetangga lingkungan tempat kelahirannya di Mataram. 

Dari pantauan rnetnews.com, terlihat kerabat keluarga mulai berdatangan melayat dan menunggu kedatangan jenzah almarhumah yang berada di Kelurahan Pejeruk, Kecamatan Ampenan, Kota Mataram. 


Sahab Seorang tetangga korban di Lingkungan Pejeruk Ampenan, di mana tempat korban lahir dan besar, menceritakan sedikit sosok korban yang merupakan pribadi yang baik. 


"Masa kecilnya memang di sini dia anak yang cerdas dan baik," kata tetangganya Sahabudin, Jumat (25/8/2023). 


Disampaikan Sahab, Dian semenjak menempuh pendidikan dan bekerja menjadi dosen audah jarang bertemu.


"Setelah kuliah di luar negeri, dan bekerja sebagai dosen di Surakarta, jarang ketemu, hanya ketemu saat lebaran saja. Saya betul-betul kaget mendengar kabar (kematian) ini," ujar Sahab. 


Dari informasi yang berhasil dihimpun, almarhumah setibanya di Mataram akan terlebih dahulu disemayamkan di rumah duka, dan selanjutnya akan dimakamkan esok hari di pemakaman umum setempat.


Terlihat juga karangan bunga dari berbagai lembaga mengucapkan belasungkawa seperti Keluarga UIN Raden Mas Said Surakarta, Universitas Mataram, dan Alumni SMAN 1 Mataram 2007 serta lembaga lainnya.


Wahyu Dian Selviani merupakan korban pembunuhan oleh seorang Pelaku bernama Dwi Feriyanto alias Feri (23) warga RT 002/RW 005 Dusun Taru, Desa Tempel, Kecamatan Gatak, Kabupaten Sukoharjo, yang diketahui merupakan seorang buruh bangunan yang mengerjakan perehapan rumah tempat tinggal korban di Jawa Tengah . Pada Kamis 24 Agustus 2023 kemarin. 


Dilansir dari Radar Solo, Kapolres Sukoharjo AKBP Sigit mengatakan, pelaku yang diamankan adalah buruh bangunan yang bekerja merenovasi rumah korban. Menurut pengakuan pelaku, dia tega menghabisi nyawa sang dosen lantaran merasa sakit hati karena sering dikata-katain.


"Motifnya sakit hati, lalu membunuh korban dan juga mengambil HP dan uang korban," kata Kapolres pada saat dilakukan konfrensi perss,di mapolres Sukoharjo, Jum'at (25/08/2023) 


Menurut kapolres, berdasarkan hasil otopsi pihak medis, terdapat luka lebam di paha kanan dan tidak ada kekerasan seksual. Lalu, ada luka tusuk di dada kanan, di atas payudara dan di atasnya. Selain itu, terdapat sayatan di samping ketiak kanan.


Lalu, lengan sebelah kiri bagian dalam terdapat luka terbuka, luka bacok dari pelipis sampai pipi kanan sekitar 10 cm, bibir kanan terdapat luka tusuk, luka terbuka hidung atas. Pelipis kiri terdapat luka sayat, alis kanan ada sayatan, kepala kiri belakang ada bekas sayatan sekitar 5 sayatan. Serta kepala belakang sebelah kanan terdapat benjolan.


"Korban dibunuh di ruang tengah di rumah temannya (rumah kosong milik tetangga yang jadi tempat tinggal sementara korban,Red) . Jadi bukan di rumah korban. Karena rumah korban sedang direnovasi," kata Sigit.


Sementara itu, pelaku Dwi Feriyanto mengaku, dirinya sakit hati kepada korban. Dia mengatakan sering dikata-katain oleh korban.


"Senin lalu, dibodoh-bodohin, ditolol-tololin. Lalu habis kerja timbul niat membunuh. Senin malam saya masuk ke rumah tempat dia tidur, lewat belakang," katanya.


Dwi mengaku, menusuk korban satu kali dan menyabet korban tiga kali dengan pisau. Korban sempat mau merebut pisau, tapi gagal.


"Setelah meninggal, saya tutup pakai kasur," katanya. (red.)