HM Syamsul Luthfi saat menyampaikan pentingnya kemandirian energi 

Lombok Tengah - Anggota VI DPR RI HM Syamsul Luthfi mensosialisasikan peran Pertamina Hulu Energi (PHE) dalam menjaga ketahanan energi nasional kepada masyarakat di Lombok Tengah (Loteng), Jumat (12/5/2023)

Dalam sosialisasi tersebut dia menyampaikan bahwa PHE yang merupakan salah satu anak perusahaan BUMN tersebut menciptakan kemandirian serta kedaulatan energi. PHE juga telah menjaga ketahanan energi.


"Pertamina hulu energi memiliki peran penting yang berkontribusi sangat besar untuk menggerakkan roda perekonomian yang ada di tengah masyarakat," ujarnya.


Di satu sisi, Lutfhi menjelaskan bahwa saat ini kondisi ekonomi dunia sangat terpukul karena pandemi Covid 19 yang melanda beberapa waktu lalu. Di mana harga minyak dunia tinggi. Harga batubara juga ikut naik.


Namun, pemerintah dianggap masih memberikan harga BBM yang terjangkau bagi masyarakat. Hal itu karena pemerintah masih memberikan subsidi kepada masyarakat.


"Jadi produk pertamina yang diberikan kepada kita sekarang adalah subsidi," terangnya. 


Apabila mengacu pada harga saat ini tanpa subsidi mungkin harga BBM akan berat dirasakan oleh masyarakat.


Dijelaskan, sejak tahun 2002 PHE telah bergerak dalam bidang pengelolaan usaha sektor hulu Migas, serta energi yang ada di dalam maupun luar negeri.


"Perbedaan antara hulu dan hilir adalah jika sektor hulu meliputi eksplorasi dan produksi minyak, gas dan energi panas bumi, sedangkan pada sektor hilir mencakup pengolahan, pemasaran," jelasnya. 


Sepanjang tahun 2022, PHE berhasil menyelesaikan 17 sumur eksplorasi, 11 penemuan sumur eksplorasi dimana 3 diantaranya masuk kategori big fish, dan penambahan cadangan

sumberdaya 2C (RR) sebesar 345 MMBOE. 


Selain itu, pada triwulan awal tahun 2023 juga telah diselesaikan pengeboran tiga sumur eksplorasi, dan melakukan validasi sumberdaya 2C (RR) berkategori big fish dari sumur temuan NSO R2 sebesar 53 MMBOE. 


PHE juga telah menyelesaikan seismic 2D sepanjang 2.032 km dan survey seismic 3D seluas 412 km2 untuk

mengkonfirmasi potensi sumberdaya hidrokarbon pada wilayah potensial dalam WK Eksisting maupun area terbuka sesuai dalam komitmen kontrak kerja dengan Pemerintah.

"Sebuah langkah kerja yang nantinya dapat berdampak pada kemandirian dan kedaulatan energi bangsa Indonesia," tandasnya.