Ketua Panitia Alunan Budaya Desa Pringgesela ke-VII,Ahmad Feriawan Muas. Photo: Rizal |
Sementara kelima event lainnya yakni Festival Bau Nyale Loteng,Festival Perang Topat Lobar,Bolana Festival Kertasari,Lebaran Topat dan Festival Rimpu Mantika. Kemudian dari usulan 252 event daerah se-Indonesia yang disampaikan Dinas Pariwisata Provinsi se-Indonesia,dimana telah terpilih sebanyak 177 usulan event yang masuk ke tahap wawancara.
" Dari 177 usulan tersebut dimana Alunan budaya desa termasuk didalamnya," tegas Ketua Panitia Alunan Budaya Desa Pringgesela ke-VII,Ahmad Feriawan Muas di kantor Bupati Lotim,Kamis (9|11).
Menurutnya pihaknya sangat optimis untuk masuk dalam KEN tersebut,karena apa yang disuguhkan dan tampilkan dalam kegiatan alunan budaya itu sangat berbeda dengan kabupaten dan kota lainnya di NTB.
Apalagi dalam melaksanakan kegiatan tidak pernah tersentuh oleh bantuan pemerintah pusat,sehingga inilah yang menjadi penyemangat kita untuk berjuang agar bisa masuk dalam KEN tersebut.
" Dengan usaha dan kerja keras bersama tentunya akan membuahkan hasil nantinya," tandasnya.
Sementara ditempat yang sama Pembina Alunan Budaya Desa Pringgesela,Iwan Setiawan menegaskan Alunan budaya desa perangsang event seni dan budaya yang tertata dengan rapi untuk diselenggarakan setiap tahunnya.
Kemudian pada satu sisi banyak kalender event masuk di Badan Promosi Pariwisata Daerah (BPPD) Lotim akan tapi tidak ada keberlanjutan,melainkan sekedar kegiatan seremonial saja.
" Event yang masuk dalam kalender BPPD Lotim banyak seremonial saja tidak ada kelanjutan," tegasnya.
Menurutnya selain itu bagaimana membangkitkan ekonomi dengan penenunan yang aktif untuk masyarakat sekitarnya.
Kemudian kegiatan penenunan aktif dimulai tahun 2015 sebanyak 1000 orang, akan tapi pada kegiatan alunan budaya desa ke-VII tahun 2023 jumlah penenun aktif sebanyak 5000 orang.
" Kalau dilihat jumlah penenun di Pringgesela merupakan yang terbanyak di NTB," tandasnya. (Rizal)
0Komentar
Berkomentar dengan mencantumkan link promosi otomatis kami hapus.