Aksi mahasiswa menyandara truck BBM di depan Universitas Gunung Rinjani (UGR) Lombok Timur. Photo: Rizal

Lombok Timur,RNETnews.com - Puluhan mahasiswa Universitas Gunung Rinjani (UGR) Lombok Timur melakukan aksi di depan gerbang pintu masuk kampus UGR, Kamis (14|9). Aksi dilakukan dilakukan dalam rangka menyoroti berbagai kebijakan kampus yang tidak berpihak kepada mahasiswa.

Dalam aksi tersebut mahasiswa sempat menyandera truck pengangkut BBM yang melintas saat melakukan aksi tersebut. Bahkan massa aksi langsung naik keatas truck sambil membawa bendera dan menyuarakan aspirasinya.

Kemudian aparat kepolisian mencoba melakukan negoisasi dengan mahasiswa untuk tidak menyandera truck pengangkut BBM tersebut. Karena tentunya akan dapat menganggu arus lalu lintas,karena lokasi aksi merukan jalur negara.

Maka setelah mahasiswa sepakat untuk turun dari truck pengangkut BBM dengan membiarkan melanjutkan perjalanan,sedangkan mahasiswa terus melakukan aksi dan menyampaikan aspirasinya.

Dalam orasinya mahasiswa meminta kepada universitas untuk menurunkan biaya kampus yang tinggi,karena tidak sesuai dengan fasilitas yang diberikan.

Begitu juga aplikasi sistim informasi akademik susah di akses,maka tentunya akan mempersulit mahasiswa dalam mengurus KRS. Karena seharusnya pihak kampus mempermudah mahasiswa bukan mempersulit seperti ini.‎

Selain itu mahasiswa juga menyoroti banyaknya dosen yang mogok kerja,maka tentunya berimbas terhadap pelayanan pihak kampus terhadap mahasiswa dalam proses belajar mengajar menjadi terganggu.

" Kami minta pihak rektorat mendengarkan tuntutan kami dan menerima aspirasi kami," teriak orator aksi,.Riko Pandita secara bergantian.

Kemudian massa aksi diterima,Wakil Rektor I UGR,Basri Jualiani menegaskan kampus UGR bukan kampus negara melainkan kampus swasta. 

Begitu juga pihak kampus memberikan fasilitas belajar mengajar kepada mahasiswanya maupun lainnya. " Silahkan untuk pengisian KRS di urus fakultas masing-masing," tandasnya.

Begitu juga salah seorang Dosen UGR,Karomi juga menyampaikan apa yang menjadi aspirasi akan disampaikan ke rektor nantinya,dengan memberikan waktu sampai hari Senin mendatang.

" Apa yang menjadi aspirasi akan kami sampaikan ke pak Rektor nantinya," tandasnya.

Setelah itu mahasiswa menyampaikan pernyataan sikap lalu membubarkan diri dengan akan kembali melakukan aksi kalau aspirasinya tidak direspon oleh pihak Rektor UGR.(Rizal).