Sungguh sangat memprihatinkan nasib tenaga kesehatan (Nakes) tim vaksinator terutama yang berasal dari Tenaga honorer. Dimana ketika Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Lombok Timur menggencarkan vaksin untuk segera memenuhi target 70 persen. 


Kemudian pada satu sisi tenaga nakes terkuras,tapi tidak sebanding dengan perhatian pemerintah daerah akan kesejahteraan selama menjalankan tugas kemanusian melakukan vaksinasi bagi masyarakat.

Sementara dari pengakuan sejumlah nakes yang terlibat dalam tim vaksinator di Lotim mengaku perhatian pemerintah daerah terhadap nakes sangat kurang sekali,terutama yang dilibatkan dalam tim vaksinator ini.

" Pemerintah daerah mengejar target vaksin,tapi tidak sebanding dengan kesejahteraan yang kami terima, dengan harus menguras tenaga tiap hari untuk mensukseskan vaksin," keluh sejumlah Nakes tim vaksinator yang enggan disebutkan namanya.

Menurutnya, sementara pemerintah daerah mengatakan jangan kasih tim vaksin lapar,akan tapi dalam kenyataan kami beli sendiri makan. Sedangkan kami dapat informasi kalau ada uang Rp 25 juta di kecamatan untuk mensukseskan vaksin tersebut.

Kemudian hanya sehari kami dikasih makan setelah itu tidak lagi,sedangkan honor untuk petugas vaksin diberikan kapan ada uangnya oleh pemerintah daerah.

Meski kami tahu ini kerja kemanusiaan,akan tapi sedikit tidaknya perhatian untuk menambah tenaga para nakes tim vaksin dalam bekerja.

" Jangan hanya vaksin saja yang terus ditambah,akan tapi honor juga harus ditambah dong biar adil,karena kami juga manusia punya suami,istri dan anak menunggu dirumah," tambah para nakes tim vaksin.

Para nakes tim vaksin mengaku tidak berani melapor atas keluhan kepada pimpinan kami,karena kami takut menanggung resiko,sehingga lebih baik diam. 

Dengan menyampaikan aspirasi dan kelurahan kami lewat media saja,sehingga mudah-mudahan didengar pemegang kebijakan di daerah ini.‎

" Kalau nakes dari ASN yang masuk jadi tim vaksin ada yang diharapkan setiap bulannya, tapi kalau nakes berasal dari honda masuk tim vaksin hanya honor yang diandalkan," ujarnya lagi.

Sekretaris Daerah Lotim, HM.Juani Taofik yang juga Ketua Tim Gugus Tugas Covid-19 Lotim saat dikonfirmasi mengatakan pihaknya terus ‎monitor dan belum mendapat keluhan para Nakes seperti itu.

Sementara mengenai dana Rp 25 juta per kecamatan sbg dana operasional 3 pilar yakni Camat, Kapolsek dan Danramil untuk pengerahan sasaran.

" Para nakes sendiri sudah disiapkan insentif vaksinator dan makan minumnya,sedangkan soal jumlah memang relatif, karena  ini kerja kemanusiaan," katanya.

Menurutnya ‎target vaksin  masih jauh,karena Lotim baru mencapai 49 Persen,sehingga kedepannya herd imunity segera terwujud di Lotim.

Sementara jumlah vaksin sebanyak 100 ribu kita habiskan selama 3 hari namun hanya mampu menaikkan kurang lebih 10 persen cakupan. Maka ini tentunya menjadi resiko penduduk dengan jumlah besar.‎

" Saya luruskan dana Rp  25 juta operasional untuk per kecamatan tentu diefesienkan,karena kerja masih panjang, bukan hanya untuk vaksin 100 ribu vaksin saja," tandasnya.‎ (Rizal)