RNETNEWS,LOMBOK TIMUR-Pihak Perusahaan Natural Prima Kultur (NPK) bersama dengan Institut Pertanian Bogor (IPB) terus gencar melakukan sosialisasi pengembangan budidaya cumi-cumi di Lotim. 

Salah satunya dengan mendatangkan para pakar dari IPB dan Universitas Diponogoro (UNDIP) Semarang.Seperti Prof.Dr.Mulyono S Baskoro selaku ketua tim, Prof.Dr.Yahanes Hutabarat (UNDIP) dan Prof.Dr.Tri Pratono (IPB).

Dalam sosialisasi tersebut juga menghadirkan para nelayan yang menjadi mitra perusahaan dalam program tersebut. Dengan berasal dari wilayah Labuhan Haji dan Selatan Lotim.

Direktur NPK, Willian Sutioso dalam keterangan persnya mengatakan program pengembangan budidaya cumi-cumi ini di wilayah Lotim merupakan yang pertama kali dilakukan di Indonesia. 

Dengan tentunya melakukan riset dan kajian  terhadap pengembangan cumi-cumi secara terintegritas. Karena memiliki potensi yang sangat bagus diwilayah perairan selat alas sehingga ini yang menjadi dasar kami untuk masuk melakukan pengembangan.‎

" Potensi cumi-cumi di Lotim sangat banyak sehingga tentunya kita melakukan program dengan pihak IPB," tegasnya.

Menurutnya dengan adanya kajian riset atau penelitian ini dengan melihat perbandingan budidaya cumi-cumi laut dengan didarat mana yang lebih baik.

Termasuk dengan lahannya seberapa besarnya,karena tentunya dari hulu dan hilirnya,begitu juga mengenai masalah pakan yang diberikan ke keramba nantinya.‎

" Kolam2 sudah disiapkan dan kerambanya bahkan program ini pertama di indonesia dengan adanya kampung cumi-cumi,bahkan 60 unit antraktor ditebar," ujarnya.‎

Sementara itu pakar dari UNDIP,Prof Yahanes Hutabarat yang didampingi pakar dari IPB mengatakan kalau Lotim ini merupakan lokasi yang paling cocok untuk pengembangan potensi budidaya cumi-cumi dalam rangka peningkatan ekonomi masyarakat pesisir.

" Kawasan perairan Lotim merupakan lingkungan yang baik untuk pengembangan budidaya cumi-cumi,apalagi dengan adanya antraktor pemicu pengembangan budidaya cumi-cumi," tandasnya.(SR).