Proses autopsi jenazah almarhum Brigadir Muhammad Nurhadi di pemakaman umum Desa Sembung Lombok Barat. Foto: NTBPost.com
Mataram, RNETnews.com – Biro Konsultasi dan Bantuan Hukum Univeristas Mataram (BKBH UNRAM) menyoroti dan menyatakan keprihatinan mendalam terhadap penanganan kasus kematian Brigadir Muhammad Nurhadi, anggota Paminal Bidpropam Polda NTB, yang meninggal di Gili Trawangan, Lombok Utara, pada (17/04) lalu

Joko Jumadi, perwakilan PKBH UNRAM, menilai banyaknya kejanggalan dalam penanganan kasus ini. Ia menyoroti fakta-fakta yang simpang siur sejak awal, penanganan jenazah yang terkesan disembunyikan, serta proses autopsi yang dilakukan secara tertutup.

"Proses autopsi hari ini juga sangat tertutup. Biasanya dalam proses ekshumasi, dokter yang memeriksa melibatkan mahasiswa untuk sambil belajar, namun tadi tidak ada satupun mahasiswa yang terlibat," ujar Joko Jumadi. Kepad RNETnews.com. Kamis,(01/05).

Selain itu, Joko juga mencatat bahwa keluarga almarhum terlihat tertekan dalam menghadapi kasus ini. Melihat berbagai kejanggalan tersebut, PKBH UNRAM mendorong agar kasus ini ditangani oleh Mabes Polri dengan melibatkan pengawasan eksternal guna memastikan transparansi dan keadilan dalam proses penyelidikan.

"Melihat kejanggalan yang ada, saya mendorong kasus ini ditangani Mabes Polri dengan melibatkan pengawasan eksternal," tegasnya.

Kematian Brigadir Nurhadi sebelumnya dikaitkan dengan dugaan tenggelam di kolam renang sebuah penginapan di Gili Trawangan. Namun, keluarga almarhum meragukan penjelasan tersebut, terutama karena kondisi jenazah yang menunjukkan luka-luka tidak wajar.

Kakak Kandung korban Rafika Dewi juga mengakui kejanggalan-kejanggalan yang ada seperti yang beredar dimedia masa,dan berharap diungkapnya kasus ini secara transparan. 

"diungkap seterang-terangnya,banyak ingin taukan" tegasnya,ketika dimintai tanggapannya usai dilakukannya proses ekshumasi di lokasi pemakaman almarhum Brigadir Nurhadi sambil menghela nafas terlihat cukup tertekan.

Sementara itu,hinga saat ini pihak Polda NTB terus melakukan penyelidikan mendalam guna mengungkap kasus ini,sambil menunggu keluarnya hasil autopsi yang diperkirakan keluar 2 (dua) minggu lagi. (red.)