Rnetnews,Lombok Timur -- Sekolah Menengah Kejuruan Negeri (SMKN 1 Kotaraja) Kecamatan Sikur Lombok Timur, kini tengah menjalankan Program Afirmasi Pendidikan Menengah (ADEM), yang siswanya dari beberapa daerah di Indonesia namun orang tuanya tengah menetap menjadi PMI di Negeri jiran Malaysia.

Kepala Sekolah Menengah Kejuruan Negeri (SMKN) 1 Kotaraja Salman menerangkan, Program yang dijalankannya, merupakan salah satu upaya pemerintah melalui Kementerian pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) dalam hal pemerataan kualitas pendidikan khususnya bagi anak-anak yang berada di daerah 3 T (Terdepan, Terluar dan Tertinggal).

"Dalam program ini, ada empat orang siswa yang kini tengah belajar di SMKN 1 Kotaraja dan baru berjalan 2 tahun,"Katanya saat dikonfirmasi Sabtu (18/3).

Model pembinaannya sendiri, baik dari biaya hidup siswa tersebut dibiayai oleh pemerintah dengan kisaran 2 juta rupiah perbulan per siswa. Yang ingklud dengan biaya-biaya lain seperti SPP, dan Seragam sekolah.

Di Provinsi NTB sendiri, lanjut Salman ada enam sekolah yang mendapatkan program tersebut, satu sekolah di Kabupaten Lombok Timur, 2 sekolah di Kota Mataram, 3 sekolah di Kabupaten Lombok Barat, yakni SMKN 1 Lingsar, SMKN 1 Kuripan, SMK PP, SMKN 5 Mataram, SMKN 1 Lembar dan SMKN 1 Kotaraja. 

Yang mana, bila nanti mereka telah selesai menjalankan pendidikannya di SMK maka mereka berhak mengikuti Pendidikan lanjutan yang bernama Afirmasi pendidikan Tinggi (Adik) dengan pola sama seperti sekarang ini.

"Mereka akan menempuh pendidikan di sekolah ini selama tiga tahun dan hanya SMKN 1 Kotaraja yang ada program itu untuk Kabupaten Lombok Timur,"Ungkapnya.

Keempat orang siswa itu, berasal dari beberapa daerah yang orang tuanya tengah menetap menjadi PMI di Negeri Malaysia yakni dari Toraja, Makassar dan Alor. 

Dulu di SMK yang dipimpinnya tidak mendapatkan program tersebut, dan yang pertama kali menjalankannya adalah SMKN 1 Lembar. Tetapi dengan adanya kebijakan baru yang dikeluarkan oleh Dinas Pendidikan dan Kebudayaan NTB beberapa tahun lalu, akhirnya program tersebut, dibagi ke sekolah-sekolah yang minimal memiliki Asrama. 

"Sebenarnya program ini sudah lama berjalan namun kami di SMKN 1 Kotaraja baru berjalan dua tahun dan untuk empat siswa ini, mereka belajar sama seperti siswa lainnya,"ujarnya.

Salah satu keunggulan dari program ini terang Salman, kedepannya bisa membuka link agar SMK yang dipimpinnya bisa bekerja sama dengan sekolah-sekolah atau perusahaan yang ada di Malaysia. Sebab program ini juga nantinya akan ada kunjungan ke negara tersebut.

"Anggarannya sendiri dititipkan lewat rekening sekolah. Tapi sebelum itu ada tanda tangan MOU dengan kementerian baru kemudian ditransfer,"ungkapnya.(Red).